s

Selamat datang di WeBLOG IMADUDDIN.B, Amd.AK

Jumat, 10 Juli 2009

Tentang Penelitian Pengaruh Jambu terhadap pertumbuhan C. albicans

Deskripsi singkat nya adalah, daun jambu ternyata dapat menghambat pertumbuhan Candida albican. silahkan lihat foto - foto nya berikut :

1. Daun Jambu telah di encerkan
2. Media SDA, media SDA steril
3. Membuat lubang
4. pengamatan sensitivitas terhadap C. albicans 1
5. pengamatan sensitivitas terhadap C. albicans 2
6. pengamatan sensitivitas terhadap C. albicans
5. Gambaran mikroskopis C.albicans dari hasil penelitian ini


Jika ada hal yang kurang berkenan dan lain - lain silahkan tinggalkan komentar. terimakasih

Kamis, 09 Juli 2009

Gambar SSA (Spektrophotometer Serapan Atom)

SSA (Spektrophotometer Serapan Atom) atau AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer), berikut gambar - gambar yang bisa ditampilkan :





































sumber - sumber dari :
made in china.com
www.tincoindia.com
www.searchgateonline.com
Regional Sophisticated Instrumentation Centre

Ilmuwan Berhasil Ciptakan Sperma Buatan

KOMPAS.com — Pesatnya penelitian sel punca memasuki babak baru. Ilmuwan asal Inggris mengklaim berhasil menciptakan sperma manusia dari sel punca embrionik (embryonic stem cells) yang pertama di dunia. Lewat temuan ini diharapkan bisa membantu pria infertil untuk memiliki anak biologis.

Lewat penelitian selama 10 tahun, para ilmuwan mengembangkan pengetahuan dasar bagaimana sperma berkembang untuk mendesain terapi yang memungkinkan pria kurang subur bisa memiliki anak. Hal tersebut diungkapkan peneliti Karim Nayernia dari Universitas Newcastel, Inggris, yang sebelumnya berhasil menghasilkan bayi tikus dari sperma buatan dengan teknik serupa.

Hasil riset gabungan antara ilmuwan dari Newcastle dan the NorthEast England Stem Cell Institute tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Stem Cells and Development.

Sejauh ini sel punca merupakan hasil riset dasar bidang biologi yang membawa terobosan besar di bidang kedokteran. Sel punca adalah sel terdiferensiaasi yang bisa memperbanyak diri untuk menghasilkan sel punca lain.

Secara teoritis sel punca bisa menjadi beragam sel dalam tubuh, seperti sel jantung, sel otak, pankreas, atau pembuluh darah.

Masih ragu

Beberapa ahli lain menyatakan belum yakin dengan sel sperma ciptaan Nayernia dan timnya. Menurut para pengkritik, sel sperma yang diciptakan tersebut abnormal.

"Dari paper Profesor Nayernia yang saya baca, saya tidak yakin sperma yang berasal dari sel punca embrionik itu bisa akurat disebut sebagai spermatozoa," kata Allan Pacey, dosen senior dalam bidang andrologi dari Universitas Sheffield, Inggris.

Dalam pernyataannya, Pacey mengungkapkan, sperma ciptaan Nayernia tersebut tidak punya ukuran, bentuk, gerakan, serta fungsi seperti sperma asli.

Senada dengan Pacey, Azim Surani, profesor bidang physiologi dan reproduksi dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa sperma yang diciptakan tim ahli dari Newcastle tersebut masih jauh dari sel sperma yang sebenarnya.

Meski Nayernia mengatakan sel sperma ciptaannya menunjukkan semua karateristik sperma, tetapi para kritikus mengatakan ciptaan itu hanya membuka cakrawala baru dalam penelitian yang sifatnya masih dini dan belum bisa dipakai untuk membuahi sel telur.

Menurut Nayernia, saat ini hukum pemerintah Inggris masih melarang diciptakannya embrio dari hasil sperma buatan laboratorium. Padahal, menurutnya, alasan utama pembuatan sperma ini adalah untuk mencari tahu penyebab infertilitas, bukan untuk membuahi sel telur.

Pihaknya berharap ada pelonggaran hukum untuk mengijinkan para ilmuwan mencoba sel sperma ini agar bisa menghasilkan terapi yang efektif untuk mengobati infertilitas.


Sumber : Kompas.com

Rabu, 01 Juli 2009

Prediksi Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia. Pada umumnya pencemaran yang diakibatkan oleb sumber alami sukar diketahui besarnya, walaupun demikian masih mungkin kita memperkirakan banyaknya polutan udara clan aktivitas ini. Polutan udara sebagai hasil aktivitas manusia,umumnya lebih mudah diperkirakan banyaknya, terlebih lagi jika diketahui jenis bahan, spesifikasi bahan, proses berlangsungnya aktivitas tersebut,701 serta spesifikasi satuan operasi yang digunakan dalam proses maupun pasca prosesnya.

Selain itu sebaran polutan ke atmosfir dapat pula diperkirakan dengan berbagai macam pendekatan. Bagaimana cara memperkirakan banyaknya polutan yang keluar dari sistem operasi tertentu, serta pendekatan yang digunakan untuk memprediksi sebaran polutan tersebut ke atmosfir akan diuraikan pada pembahasan berikut ini.

1.Faktor emisi

Apabila sejumlah tertentu bahan bakar dibakar, maka akan keluar sejumlah tertentu gas hasil pembakarannya. Sebagai contoh misalnya batu bara yang umumnya . ditulis dalam rumus kimianya sebagai C (karbon), jika dibakar sempurna dengan 02 (oksigen) akan dihasilkan CO2 (karbon dioksida). Namun pada kenyataannya tidaklah demikian.Ternyata untuk setiap batubara yang dibakar dihasilkan pula produk lain selain CO2, yaitu CO2 (karbon monoksida), HCHO (aldehid), CH4 (metana), NO2 (nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida) maupun Abu.Produk hasil pembakaran selain CO2 tersebut, umumnya disebut sebagai polutan (zat pencemar).

gbh799

Faktor emisi disini didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah bahan bakar se/ama kurun waktu tertentu. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu.

Contoh 1:

Dirancang sebuah pembangkit listrik tenaga uap menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Kadar abunya 8%, kadar sulfurnya 0,5%, nilai kalornya 11.000 Btu/lb. Daya yang akan dibangkitkan sebesar 2.250 MW dengan efisiensi thermal sebesar 38%. Perkiraan banyaknya partikulat,NO2 dan SO2 yang teremisikan dari sistem ini adalah sebagai berikut:

Faktor emisi masing-masing polutan akibat terbakarnya batubara (dalam lb/ton batubara yang terbakar), adalah: partikulat = 16A, NO2 = 20; SO2 = 38 S dengan A dan S adalah prosen abu dan prosen sulfur dalam bahan bakar. (1 lb = 453,6 gram) Energi yang diperlukan untuk menghasilkan daya sebesar 2250 MW adalah:
2.250 MW / 0,38 = 5.930 x 106 Watt = 20.200 x 106 Btu/Jam
(Watt = 3,4114 Btu/jam).

Dari kebutuhan energi, maka kebutuhan bahan bakarnya adalah: (20.200 x 106 Btu/jam) /(11.000 Btu/lb) = 1.834 x 103 lb/jam = 917 ton/jam.Besarnya emisi masing-masing polutan dapat diperkirakan sebesar : Partikulat : (16 x 8 lb/ton) x 917 ton/jam = 117.300 lb/jam
NO2 : (20 lb/ton) x 917 ton/jam = 18.340 lb/jam SO2 : (38 x 0,5 Ibton) x 917 ton/jam = 17.400 lb/jam umlah emisi partikulat dapat dikurangi jika pada sistem tersebut dilengkapi dengan satuan operasi lain (alat pengendali emisi partikulat)seperti elektrostatik presipitator misalnya,

Contoh 2:
Perkiraan emisi partikulat dari sistem di atas, jika sistem dilengkapi dengan EP yang mempunyai spesifikasi:

gbh7991

Partikulat yang teremisikan ke udara mempunyai spesifikasi:

gb7100

Emisi partikulat ke udara setelah menggunakan EP adalah:

gb7101
Atau sebanyak (6.334,21/117.300) x 100% = 5,4 % dari total partikulat.

Contoh 3:
Sebuah Tempat Penampungan Akhir (TPA) sampah dengan sistem pembakaran terbuka mengemisikan 7,71 kg partikulat per ton sampah yang dibakar. Jika jumlah penduduk Semarang 1.300.000 orang, setiap orang rata-rata membuang sampah sebanyak 2,7 kg per hari selama 7 hari per minggu, maka perkiraan jumlah sampah dan partikulat yang teremisikan per hari adalah sebagai berikut:

Jumlah sampah:1.300.000 orang x 2,7 kg/hari/orang = 3.510.000 kg/hari = 3.510 ton/hari
Emisi partikulat: 7,71 kg/ton sampah x 3.510 ton sampah/hari = 27.062 kg/hari Faktor emisi dari berbagai jenis bahan bakar tersebut diperoleh atas hasil pengukuran berulang pada berbagai sumber emisi dengan tipe sistem yang sama. Oleh karena itu walaupun bahan bakarnya sama, jika tipe sistemnya berbeda, maka emisi polutannya akan berbeda besarnya.Beberapa contoh Faktor Emisi (FE) berbagai bahan bakar maupun berbagai tipe sistem yang digunakan disajikan pada Tabel 7.21.

gb7102
S = sulfur dalam batubara ; A = % abu dalam batubara Jika kadar abu dalam batubara 10%, kadar sulfurnya 0,8%, maka emisi masing-masing Partikulat = 16A =16 x 10 lb/ton batubara SO2 = 38S =38 x 0,8 lb/ton batubara

gb7103

Beberapa contoh di atas baru menunjukkan banyaknya polutan yang teremisikan ke udara dalam satuan berat per satuan waktu, namun belum dalam satuan berat per satuan volume gas yang keluar dari sistem. Untuk mengkonversinya dapat dilakukan jika laju volumetris gas keluar sistem (m3/jam) diketahui. Pada umumnya baku mutu emisi dinyatakan dalam kondisi standar/normal (tekanan 1 atm, suhu 25° C), sedang polutan gas keluar sistem umumnya berada pada kondisi lain. Untuk mengkonversikan dapat digunakan rumusan praktis sebagai berikut:

gb7104
dengan: c1 ; cn = konsentrasi polutan pada kondisi 1 dan kondisi normal. (P,T)1 ;(P,T)n = tekanan dan suhu pada kondisi 1 dan kondisi normal


sumber :

Teknik MAILD Untuk Analisa Yang Cepat Senyawa Metabolit

Ditulis oleh Indygo Morie pada 27-06-2009

maildPara peneliti di Max Planck Institute for Chemical Ecology, Jena bersama dengan koleganya dari Czech Academy of Sciences di Prague telah berhasil mengembangkan metode baru yang lebih cepat dan lengkap untuk mendeteksi senyawa hasil metabolisme seperti, gula, asam lemak, asam amio, dan senyawa organik lainnya dari jaringan hewan ataupun tumbuhan.

Teknik baru ini disebut sebagai MAILD, didasarkan pada spektrofotometri massa yang sudah ada sebelumnya yaitu MALDI-TOF/MS. Seperti yang kita ketahui spektrofotometri massa adalah teknik analisa yang digunakan untuk menentukan komposisi dan struktur dari senyawa kimia. Dalam dua dekade terakhir spektrofotometri massa telah banyak digunakan dalam aplikasi biologis, terutama penentuan biomolekul besar. MALDI (Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionization) dapat digunakan untuk menganalisa biomolekul besar seperti protein, sebelum di radiasi dengan sinar laser maka protein tersebut harus di co-kristalisasi dengan menggunakan senyawa kimia tertentu yang disebut sebagai “matriks”.

Penggunaan matriks dalam MALDI memiliki banyak kekurangan, sinar laser tidak hanya menghasilkan ion dari molekul yang dianalisa akan tetapi juga membentuk ion-ion dengan berat molekul kecil (<500>

Para peneliti kemudian mencari cara bagaimana teknik yang akan dikembangkan dapat menganalisa molekul-molekul kecil dengan cepat dan akurat. Daripada mencari cara bagaimana menghilangkan ion matriks tersebut maka para peneliti kemudian mengganti matriks yang dipergunakan agar nantinya tidak mengganggu proses deteksi analit. Dengan bantuan kimia fisik dan organik, yaitu menggunakan dasar konsep Bronsted-Lowry maka para peneliti akhirnya berhasil untuk menyeleksi matriks yang tidak menggangu jalannya proses analisa analit akan tetapi matriks tersebut juga mampu meyediakan spectrum massa dari berbagai macam senyawa metabolit.

Dengan eksperimen yang diberi nama “Matrix-Assisted Ionization/Laser Desorption - MAILD”, para peneliti dapat dengan cepat dan lengkap menentukan lebih dari 100 analit yang berbeda dari sample berukuran kecil. “Analisa dari bagian daun tumbuhan Arabidopsis thaliana yang amat kecil kita memperoleh lebih dari 100 puncak spectra, dimana 46nya telah diidentifikasi. Menariknya diantara 46 senyawa tersebut 8 diantaranya adalah senyawa intermediet dari siklus kreb”, kata Rohit Shroff, siswa PHD dari India yang bersekolah di International Max Planck Research School

Teknik baru MAILD ini memungkinkan kita untuk mengukur berbagai macam specimen biologis dan medis. Dengan teknik ini memungkinkan hanya menggunakan satu tetes darah (kurang dari satu mikroliter) kita dapat menganalisa senyawa metabolisme yang terkandung dalam darah tersebut.

Jika para peneliti tersebut sukses tidak hanya mengidentifikasi senyawa metabolit tapi juga mengukur secara kuantitatif maka MAILD bisa digunakan sebagai alat analisa diagnosa medis yang cepat. Disebabkan penggunaan teknik ini yang mudah diaplikasikan terutama dalam bidang medis maka penemuan ini telh dilindungi oleh hak patent.

Disadur dan diceritakan kembali dari (foto diambil dari sumber yang sama) http://www.sciencedaily.com/releases/2009/06/090618101506.htm


sumber :

Unsur-unsur Pencemar Udara

Karbon monoksida (CO)

Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti: kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dan kehidupan di laut. Sumber CO lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% berasal dari pembakaran bensin pada otomotif.

gb784

Perkiraan emisi per satuan berat bahan bakar disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Perkiraan emisi CO per satuan berat bahan bakar.

gb785

Nitrogen oksida (NOx)

Cemaran nitrogen oksida yang penting berasal dari sumber antropogenik yaitu: NO dan NO2. Sumbangan sumber antropogenik terhadap emisi total ± 10,6%.

gb7851

Perkiraan emisi NOx per satuan berat bahan bakar disajikan pada Tabel berikut.

gb786

Sulfur oksida (SOX)

Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4
garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari
cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan sumbangan 15% dari emisi total.

gb787

Perkiraan emisi sulfur dioksida per satuan berat bahan bakar disajikan pada Tabel berikut.

gb788


sumber :

Limbah Gas

Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebat cemaran (pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di
atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global adalah:
a. Karbon monoksida (CO),
b. Nitrogen oksida (Nox),
c. Hidrokarbon (HC),
d. Sulfur oksida (SOx)
e. Partikulat.

Selain cemaran primer terdapat cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak sekunder terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda. Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu:
a. CO2 (karbon monoksida),
b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog),
c. Hujan asam
d. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),
e. CH4 (metana).

sumber :