s

Selamat datang di WeBLOG IMADUDDIN.B, Amd.AK

Jumat, 17 Juni 2011

ORGAN REPRODUKSI PRIA

Saya membuat e-book ini tidak seperti pada e-book sebelumnya yaitu pada pembahasan tentang WIDAL dan Diabetes Mellitus. E-book ini saya buat lebih teliti dan lebih rapih dari e-book sebelumnya.
Namun kronologisnya e book yang saya buat pada awalnya dikarenakan  ada temen saya yang menginginkan penjelasan secara detail tentang Organ Reproduksi pada Pria. Karena pada saat itu pembicaraan kita intinya lebih mengarah ke sel Spermanya. Karena dia sangat penasaran dengan kekuatan satu sperma yang dapat menembus sel telur. Karena obroloan singkat tersebut dia sangat tertarik untuk lebih mengetahui tentang Sperma secara mendalam. Akhirnya sayapun berniat untuk memberikannya sebuah hadiah dalam bentuk catatan kecil/buku saku dan sayapun berusaha mengumpulkan info dari berbagai sumber, baik itu dari internet maupun dari buku. Setelah saya buat, kemudian saya mempunyai niat untuk membuatnya menjadi sebuah e book sehingga bisa dibaca oleh teman yang lainnya yang memiliki rasa penasaran yang sama dengan teman saya tadi.

Karena keterbatasan informasi tentang Organ Reproduksi ini, sayapun menyusunnya sampai tertunda 3 tahun sejak 2008 lalu . Yups, pada e book ini menurut saya sangat cukup untuk di bagikan kepada teman – teman yang membutuhkannya sebagai bahan pembanding atau bahkan  sebagi informasi tambahan.
E book ini kebanyakan bersumber dari Internet, mungkin butuh telaah lebih lanjut karena bukan hasil studi secara mendalam dari saya pribadi, karena tujuan awal pembuatan e book ini hanyalah sebagai hadiah untuk teman saya seperti yang saya ulas diatas tadi.
Pada e book ini, saya kira sangatlah menarik untuk dimiliki oleh teman – teman yang awam dalam dunia kesehatan, karena isi daripada e-book ini selain menjelaskan secara detail tentang Organ Reproduksi pada Pria juga menyajikan masalah – masalah yang terjadi pada Organ Reproduksi tersebut, misalnya PMS (Penyakit Menular Seksual), Hipogonadisme (sindrom menurunnya testosterone), Peyronie's Disease (Penis bengkok),  Kanker, dan masalah yang sangat amat ditakutkan oleh semua laki – laki yaitu Impotensi / Disfungsi Ereksi.

Berikut susunan materi dari e-book Organ reproduksi Pria :
A.    DEFINISI
B.    SPERMA
       1.    Nutrisi Sperma
       2.    Gangguan Sperma
       3.    Penyakit kelamin  Akibat Masturbasi
       4.    Tips Meningkatkan Kwalitas Sperma
C.    PEMERIKSAAN SPERMA
      1.    Cara memperoleh sampel semen/mani
      2.    Metode Pemeriksaan
      3.    Kelainan Pada  Sperma
 D.    KELUHAN YANG TERJADI PADA SPERMA
      1.    Penyakit Menular Seksual (PMS)
      2.    Hipogonadisme (sindrom menurunnya testosterone)
      3.    Peyronie’s Disease (penis bengkok)
      4.    Kanker
      5.    Impoten / DE (Disfungsi Ereksi)
E.    Pemeriksaan Kesuburan
F.    MASA SUBUR (SIKLUS MENSTRUASI
G.    TEST KEHAMILAN (Test Pack
H.    MEMPERPANJANG WAKTU HUBUNGAN SEKSUAL
      1.    Terapi seksual
      2.    Terapi dengan pengobatan
      3.    Psikoterapi



Semoga e-book ini menjadi hiburan tersendiri untuk Anda yang ingin mendownloadnya, jika ada kritikan dan atau saran yang sekiranya bisa jadi masukan yang lebih baik lagi untuk saya, saya tunggu masukan Anda melalui e mail ke imadanalis@gmail.com

Kalau Anda tertarik dengan e-book ini Anda bisa mendownloadnya  disini. ORGAN REPRODUKSI PRIA (SPERMA)

Minggu, 12 Juni 2011

SUKA GULA? HATI - HATI.....

Seperti dikutip di www.tanyadokter.com bahwa jika kita telah diprogram sejak bayi untuk menyukai gula. Berikut penjelasannya supaya kita sadar bahwa sebenarnya kita telah kecanduan gula.Gula yang kita konsumsi sebaiknya tidak lebih dari 3 sendok makan per-hari seperti halnya garam yang tidak lebih dari satu sendok makan per-hari.
Tidak banyak orang yang menyadari bahwa dirinya kecanduan gula dan lebih sering meremehkannya. Padahal studi menunjukkan bahwa kecanduan gula sama seriusnya dengan kecanduan alkohol dan narkoba. Bila Anda tidak bisa lepas dari permen, maka bisa jadi Anda mengalami kecanduan gula. Tapi kebanyakan orang tidak akan mempertimbangkan kecanduan gula sebagai hal yang serius seperti halnya kecanduan rokok, alkohol atau narkoba. Namun menurut sejumlah peneliti dan studi ilmiah, kecanduan gula bisa sama seriusnya seperti kecanduan alkohol atau narkoba, seperti dilansir Foxnews, Selasa (7/6/2011). Gula membuat orang merasa lebih bahagia. Penelitian terbaru membuktikan bahwa manusia diprogram sejak usia dini untuk 'mendambakan' gula. Dan sekali tubuh telah merasakan manisnya gula, maka tidak butuh waktu lama untuk membuat Anda menjadi kecanduan. Setelah makan makanan manis, otak melepaskan zat kimia alami yang disebut opioid, yang memberikan tubuh perasaan senang secara intens. Otak kemudian mengakui perasaan ini dan mulai menginginkan lebih banyak lagi. Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa ada wilayah tertentu di otak (khususnya hippocampus, insula dan caudate) yang diaktifkan ketika kecanduan gula terpenuhi. Studi dari Princeton dan University of Minnesota membuktikan bahwa daerah otak yang aktif ketika mengonsumsi gula sama dengan bagian otak yang diaktifkan ketika seorang pecandu narkoba menginginkan heroin. Tubuh akan belajar untuk menginginkan dan membutuhkan lebih banyak zat yang membuatnya merasa lebih baik. Ini membuktikan bahwa kecanduan gula sama kuatnya dengan narkoba. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat mengonsumsi gula? Setelah gula memasuki aliran darah, gula darah akan meningkat menyebabkan pankreas melepaskan insulin (insulin dibutuhkan untuk mengubah gula menjadi energi). Saat sejumlah besar gula dikonsumsi, lebih banyak insulin dilepaskan. Insulin yang mengubah gula menjadi sumber energi instan, yang menjelaskan sentakan energi tinggi dari donat atau sepotong kue. Setelah tingkat tinggi insulin dilepaskan, kadar gula darah mulai berkurang dengan cepat sehingga terjadi masalah tak lama setelah makan makanan manis. Selain mengubah gula menjadi energi, insulin juga merangsang penyimpanan lemak. Oleh karena itu, semakin banyak gula yang Anda makan maka lebih banyak insulin yang diproduksi. Akibatnya, semakin besar kemungkinan Anda akan mengalami kenaikan berat badan. Selain menyebabkan obesitas (kegemukan) dan kerusakan gigi, gula juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang lebih serius, termasuk perubahan suasana hati, penurunan sistem kekebalan dan diabetes.

Diabetes merupakan suatu keadaan dimana kadar gula dalam darah meningkat. Ciri - ciri umum yang terkena diabetes seperti cepat lelah, penglihatan kabur, sering buang air kecil di malam hari, terus menerus merasa lapar dan haus dan meningkatnya kadar gula dalam darah dan urine.
Diabetes sendiri meningkat di kawasan Asia karena pola makan yang berubah sangat drastis. Siapapun akan merasa khawatir dengan keadaan ini, jika terlambat terdiagnosa sedangkan kadar gula dalam darah sudah tidak mampu terkontrol oleh insulin maka keadaannya yang akan lain.

Misalkan jika kadar gula dalam darah meningkat dan terjadi sudah beberapa tahun tanpa pengobatan dan kontrol secara teratur, berhati - hatilah dengan luka sekecil apapun. Luka tersebut akan sulit sembuh karena kadar gula darah mempengaruhi proses penyembuhannya. Dalam keadaan lanjut, gula dapat memicu stroke.
jadi sebelum terlambat periksakan diri Anda kepada dokter, namun untuk sekedar pengetahuan silahkan baca artikel yang saya buat, apa itu Kadar Gula darah?, pemeriksaannya Meliputi apa saja? dan sekarang sudah ada alat bantu untuk penderita Diabetes agar mudah mengontrolnya setiap saat.

Untuk lebih memahami tentang Diabetes Mellitus silahkan download artikelnya disini. ARTIKEL DIABETES MELLITUS

Minggu, 20 Maret 2011

Heptitis B dan cara vaksinasinya

Artikel ini diambil dari situs www.imunisasidewasa.com tentang Virus Hepatitis B. Vaksinasi Hepatitis B yang efektif telah tersedia selama lebih dari 20 tahun, tetapi transmisi perinatal dan paparan terhadap virus pada awal kehidupan merupakan sumber penularan utama. Asia Tenggara merupakan daerah endemik infeksi virus Hepatitis B, dimana 8% atau lebih merupakan karier Hepatitis B dan risiko infeksi selama hidup bervariasi dari 60-80%. 

Jika membutuhkan penjrlasan tentang hepatitis sebelumnya anda bisa download disini Hepatitis : take from Makalah. Sebetulnya Hepatitis bisa di cegah dengan cara non imunisasi dan imunisasi.  Dimana Non Imunisasi dapat dilakukan dengan cara, menghindari kontak dengan darah maupun cairan tubuh pasien yang terinfeksi virus Hepatitis B, tidak menggunakan jarum suntik dan alat kedokteran yang tidak steril, menghindari hubungan seksual yang tidak aman.

Sedangkan cara Imunisasi berupa imunisasi pasif dan aktif. 
  1. Imunisasi Pasif . Imunitas pasif yang didapat melalui anti-HBs dapat melindungi individu dari infeksi Hepatitis B akut dan kronik bila diberikan segera setelah paparan, dengan menggunakan imunoglobulin yang mengandung titer anti-HBs yang tinggi. Profilaksis pasca paparan diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita Hepatitis B, paparan membran mukosa atau kulit terhadap darah yang terinfeksi virus Hepatitis B, dan kontak seksual pada pasien yang HBsAg positif. Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) juga digunakan untuk melindungi pasien dari infeksi Hepatitis B rekuren setelah transplantasi hati. Efektivitas imunoglobulin Hepatitis B adalah 75% untuk mencegah Hepatitis B yang bermanifestasi klinis atau keadaan karier bila digunakan segera setelah paparan. Proteksi yang dihasilkan oleh HBIG hanya bertahan selama beberapa bulan. Salah satu penggunaan utama HBIG adalah sebagai ajuvan vaksin Hepatitis B dalam mencegah transmisi Hepatitis B perinatal. Data penelitian menyebutkan bahwa terapi kombinasi HBIG dan vaksin Hepatitis B dapat meningkatkan efektivitas pencegahan infeksi perinatal sebesar 85-95% dan memberikan efek proteksi jangka panjang. Imunoglobulin Hepatitis B juga diindikasikan untuk profilaksis pasca paparan jarum suntik atau luka kulit lainnya, yang terpapar dengan cairan tubuh pasien dengan  ininfeksi virus Hepatitis B. Profilaksis vaksin Hepatitis B sebelum paparan mengurangi kebutuhan terhadap HBIG. Sebuah studi menyatakan bahwa bila tidak diterapi, 30% individu yang tertusuk jarum yang terinfeksi virus Hepatitis B akan mengalami infeksi klinis dan penggunaan HBIG mempunyai efektivitas 75% dalam mencegah penyakit yang bermanifestasi klinis. Efikasi HBIG dalam pencegahan Hepatitis B klinis dan Hepatitis B kronik adalah 75% bula diberikan dalam waktu 7 hari setelah paparan.
  2. Imunisasi Aktif.
    Vaksin Hepatitis B harus diberikan secara intramuskular di otot deltoid pada orang dewasa. Pada orang dewasa, imunogenisitas vaksin akan berkurang bila vaksin disuntikkan pada gluteus. Panjang jarum yang digunakan sebaikya 1-1,5 inci untuk memastikan vaksin masuk ke jaringan otot.
    Penyuntikan vaksin secara intradermal tidak dianjurkan karena imunogenisitas pada usia muda lebih rendah, respons antibodi yang tidak konsisten pada orang tua, kurangnya pengalaman tenaga kesehatan dalam melakukan suntikan intradermal, dan kurangnya data tentang efektivitas jangka panjang.
    Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis pada bulan ke-0, 1, dan 6. Dua dosis pertama merupakan dosis yang penting untuk membentuk antibodi. Dosis ketiga diberikan untuk mencapai kadar antibodi anti-HBs yang tinggi.

Tabel.
Rekomendasi Dosis Vaksin Hepatitis B

Keadaan
Recombivax HB
(10 µg/ml)
Engerix B
(20 µg/ml)
Bayi* dan anak < 11 tahun
2,5 µg/ml
10 µg/ml
Anak / remaja (11-19 tahun)
5 µg/ml
20 µg/ml
Dewasa (> 20 tahun)
10 µg/ml
20 µg/ml
Pasien hemodialisis
40 µg/ml (1 ml)#
40 µg/ml (2 ml) ##
Pasien imunokompromais
10 µg/ml (1 ml)#
40 µg/ml (2 ml) ##
Jadwal yang dianjurkan bulan ke-0, 1, 6
*Bayi yang lahir dengan ibu yang HBsAg (-)
# Formulasi khusus
## 2 dosis 1 ml disuntikkan di satu sisi dalam 4 dosis (bulan ke-0, 1, 2, 6)


Tabel 
Rekomendasi Profilaksis Hepatitis B Setelah Paparan Perkutan
Status imun pasien yang terpapar
Rekomendasi bila sumber HBsAg (+)
Rekomendasi bila sumber HBsAg (-)
Rekomendasi bila status HBsAg sumber tidak diketahui
Belum divaksinasi


Sebelumnya sudah vaksinasi
  • Individu responder


  • Non responder


  • Respon tidak diketahui
HBIG  0,06 mg/kg + vaksin Hepatitis B



Terapi (-) atau pertimbangkan booster

2 x HBIG atau
1 x HBIG + vaksinasi Hepatitis B

Tes anti-HBs individu yang terpapar
  • Bila inadekuat : 1 x HBIG + booster vaksin Hepatitis B
  • Bila adekuat: terapi -
Inisiasi vaksin Hepatitis B



Terapi (-)


Terapi (-)
Terapi (-)


Terapi (-)
Inisiasi vaksin Hepatitis B



Terapi (-)


Bila sumber risiko tinggi: terapi seolah-olah HBsAg (+)

Tes anti-HBs individu yang terpapar
  • Bila inadekuat : booster vaksin Hepatitis B
  • Bila adekuat: terapi-


Efektivitas Vaksin
 
Pemberian 3 dosis vaksin Hepatitis B secara intramuskluar menginduksi respon antibodi protektif pada lebih dari 90% dewasa sehat yang berusia kurang dari 40 tahun. Setelah berusia 40 tahun, imunitas berkurang dibawah 90%, dan saat berusia 60 tahun hanya 65-76% vaksin yang mempunyai efek proteksi terhadap infeksi virus Hepatitis B. Meskipun faktor pejamu lainnya seperti merokok, obesitas, infeksi HIV, dan penyakit kronik menyebabkan imunogenisitas vaksin yang rendah, tetapi usia merupakan factor determinan terpenting.


Efek Samping dan Kontraindikasi
 
Vaksin Hepatitis B merupakan vaksin yang termasuk aman. Efek yang ditimbulkan berupa nyeri di tempat injeksi, demam, reaksi anafilaksis, dan Sindrom Guillan-Barre. Reaksi alergi terhadap komponen vaksin termasuk thimerosal merupakan kontraindikasi pemberian vaksin.


Prakata tambahan dari saya, jika Anda khawatir dengan tertular dengan virus Hepatitis segerakanlah priksa diri ke Laboratorium terdekat atau puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, jika hsil HBsAg sudah diketaahui bisa langsung dilakukan Vaksinasi dengna segera. Konsultasikn dahulu dengan dokter anda sebelum melakukan Vaksinasi.